sang imajiner

Foto saya
surabaya, jawa timur, Indonesia
Warga PMII Kom. Ushuluddin

Senin, 24 November 2008

ISLAM SEBAGAI AGAMA WAHYU

Bagi umat Islam, beriman kepada Nabi Muhammad saw merupakan bagian dari rukun
iman (beriman kepada para nabi) dan sekaligus rukun Islam (membaca dua kalimah
syahadat). Dengan tegas dikatakan, seseorang tidak dapat dikatakan sebagai mukmin atau
muslim, jika dia tidak beriman kepada Nabi Muhammad saw. Imam al­Nawawi dalam Kitab
hadits­nya yang terkenal, al­Arba’in al­Nawawiyah, menyebutkan definisi Islam pada hadits
kedua:
“Islam adalah bahwasanya engkau bersaksi bahwa sesungguhnya tiada Tuhan
selain Allah dan bahwa sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, engkau
menegakkan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan shaum Ramadhan, dan
menunaikan ibadah haji ke Baitullah ­­ jika engkau berkemampuan melaksanakannya.”
(HR Muslim).
Pada hadits ketiga juga disebutkan, bahwasanya Nabi Muhammad saw bersabda:
“Islam ditegakkan di atas lima hal: persaksian bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah utusan Allah, penegakan shalat, penunaian zakat, pelaksanaan haji
ke Baitullah, dan shaum Ramadhan.” (HR Bukhari dan Muslim).
Karena itu, tidak ada Islam jika tidak ada keimanan terhadap kenabian Muhammad
saw. Keimanan kepada Nabi Muhammad saw adalah kunci bagi seluruh keimanan yang lain.
Sebab, Allah menurunkan wahyu­Nya, yakni al­Quran, melalui para utusan­Nya. Dan Nabi
Muhammad saw adalah utusan Allah yang terakhir, la nabiyya ba’dahu, tidak ada nabi lagi
setelah Nabi Muhammad saw. Dalam al­Quran dikatakan, tujuan diciptakannya manusia
adalah untuk beribadah kepada Allah. (QS 51:56). Adalah Nabi Muhammad saw yang
mengenalkan kepada kita, siapa Tuhan kita dan bagaimana cara beribadah kepada­Nya.
Melalui Nabi Muhammad saw kita memahami wahyu Allah tersebut. Nabi Muhammad lah yang
menjelaskan kepada kita bagaimana kita shalat, zakat, puasa, haji, dan sebagainya.
Karena itulah, keimanan kepada Nabi Muhammad saw adalah kunci atau pintu masuk
dari seluruh aspek keimanan dalam Islam. Kita tidak dapat mengenal nama Allah, sifat­sifat­
Nya, dan cara menyembah­Nya dengan benar, kecuali melalui utusan­Nya yang terakhir, yaitu
Nabi Muhammad saw. Maka, syahadat Islam berbunyi: ”Saya bersaksi tidak ada tuhan
selain Allah, dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.” Tanpa
beriman kepada Nabi Muhammad saw dan wahyu yang dibawanya, melalui manusia paling­
paling hanya sampai menjadi deis, mengakui adanya Tuhan, mengakui bahwa Tuhan itu satu!
Tetapi, manusia tidak akan pernah bisa mengenal siapa Tuhan itu, siapa Dia, siapa Nama­Nya,
bagaimana sifat­sifat­Nya, dan bagaimana cara manusia menyembah­Nya.
Oleh sebab itu, dalam dakwah­Nya ke seluruh penjuru dunia, Nabi Muhammad saw
senantiasa mengajak manusia untuk masuk Islam, memeluk agama Islam, dengan
mengakuinya sebagai utusan Allah. ”Akuilah, bahwa aku ini adalah utusan Allah,” kata Nabi
saw kepada umat manusia. Sebab, memang tidak mungkin manusia bisa mengenal dan
menyembah Allah dengan benar, kecuali dengan mengakui dan mengimani Muhammad saw
sebagai utusan Allah SWT.

Tidak ada komentar: